Dia memperkirakan, pada akhir tahun ini atau Kuartal IV-2024 akan terjadi lonjakan volume perdagangan.
“Sejauh ini total revenue kami berasal dari perdagangan dan selebihnya berasal dari jasa pertambangan. Kami melihat peluang peningkatan penjualan nikel, serta batubara yang diharapkan bisa ekspor,” paparnya.
Pada pencatatan perdana saham DAAZ di BEI hari ini, harga Efek perusahaan milik pengusaha Erwin Sutanto ini berhasil mencapai level auto rejection atas (ARA) ke posisi Rp1.100 atau setara dengan kenaikan 25 persen dari harga penawaran Rp880 per lembar.
Mahar mengatakan, pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO) hingga pencatatan saham DAAZ di BEI menjadi milestone penting bagi perjalanan perseroan untuk meningkatkan ekspansi bisnis dan penguatan modal.
Saat pelaksanaan IPO, DAAZ melepas saham ke publik sebanyak 300 juta lembar bernilai nominal Rp100 per saham atau setara 15,02 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.
Adapun harga penawaran umum saham DAAZ ditetapkan Rp880 per saham, sehingga perseroan berhasil menggalang dana Rp264 miliar.
Komentari tentang post ini