JAKARTA -Pengamat ekonomi Salammudin Daeng menegaskan tantangan PT Pertamina (Persero) kedepan sangat berat.
Salah satunya, tumpukan utang BUMN plat merah ini yang makin menggunung.
Menurutnya, utang Pertamina dalam laporan keuangan 2023 mencapai 49,69 miliar USD.
Jika dikalikan dengan kurs rata rata tahun 2023 yakni Rp 15,241/USD, maka utang Pertamina berdasarkan laporan keuangan resmi adalah senilai Rp 757,33 triliun.
“Utang Pertamina yang sangat besar akan menjadi sandungan bagi Dirut yang baru untuk merealisasikan keinginan pemerintah terhadap Pertamina,” ujar Daeng.
Sebelumnya, pemerintah resmi mengangkat Simon Aloysius Mantiri sebagai Direktur Utama (Dirut) Pertamina yang baru menggantikan Nicke Widyawati melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar pada Senin (4/11/2024).
Ada harapan besar pergantian direksi akan memajukan kinerja Pertamina di masa mendatang terutama usaha mewujudkan swasembada energi sebagaimana yang menjadi program pemerintahan Prabowo Gibran.
Namun perusahaan ini berada pada situasi yang tidak ringan.
Daeng melanjutkan, utang Pertamina telah meningkat dengan sangat cepat selama kepemimpinan Dirut sebelumnya.
Tahun 2018 ketika Nicke Widyawati diangkat menjadi Direktur Utama (Dirut) Pertamina, utang Pertamina dalam laporan keuangan 2017 sebesar 27,38 miliar USD.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
WA Channel
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.













