Jika dikalikan dengan kurs rata rata tahun 2023 yakni Rp 15,241/USD, maka utang Pertamina berdasarkan laporan keuangan resmi adalah senilai Rp 757,33 triliun.
“Luar biasa utang Pertamina selama Nicke Widyawati menjabat telah bertambah sebesar Rp 391,03 triliun, lebih dari dua kali lipat,” tuturnya.
Ini adalah sejarah mengerikan dalam hidup Pertamina yakni utangnya bertambah dua kali lipat dari sejak Pertamina didirikan hanya oleh satu orang direktur.
“Ada baiknya DPR segera memanggil mantan Dirut Pertamina tersebut untuk ditanyakkan untuk apa saja utang itu digunakan,” ujarnya.
Mengingat impor BBM Indonesia makin besar, produksi kilang stagnan, produksi hulu juga menurun.
“Jadi kemana mega proyek utang ini mengalir?,” ujarnya dengan nada tanya.
Karena itu, Dirut yang baru dituntut untuk lebih berhati-hati mengelola utang pertamina dan anak perusahaannya agar tidak mengalami gagal bayar sebagaimana yang dialami banyak BUMN lainnya.
Hal yang tidak kalah penting adalah membenahi keseluruhan manajemen, mengubah orientasinya dari sebelumnya yang nyaman dengan minyak mentah impor dan BBM impor, menjadi lebih berorientasi pada usaha peningkatan produksi dalam negeri, optimalisasi kilang dalam negeri dan memanfaatkan sumber energi terbaharukan dalam negeri.
Komentari tentang post ini