JAKARTA-Bank Indonesia (BI) memperkirakan rencana pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berdampak positif dalam kurun waktu satu tahun kedepan. Kebaikan BBM bersubsidi ini diyakini mampu menciptakan surplus neraca pembayaran dan penguatan nilai tukar rupiah. “Dampak kenaikan harga BBM jangan dilihat dari jangka pendek dua-tiga bulan, karena dampaknya pasti negatif dengan adanya inflasi,” kata Gubernur BI, Darmin Nasution di Kantor Menteri Dalam Negeri Jakarta, Senin (6/5).
Menurut Darmin, jika memandang kenaikan harga BBM bersubsidi dalam jangka waktu panjang, justru dampak positifnya akan lebih besar. Bahkan, lanjut dia, dalam waktu setahun atau dua tahun, kebijakan tersebut akan terus mengarah pada surplus neraca pembayaran dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. “Dalam jangka lebih panjang setahun atau dua tahun, maka dampaknya itu baik. Misalnya, neraca pembayaran akan terus membaik, sehingga tekanan terhadap nilai tukar rupiah bisa berkurang dan persepsi dari pasar akan berkurang atau menjadi baikn” paparnya.