Manipulasi data pemerintah tidak sampai di situ. Bahkan belakangan muncul data yang menyebutkan tingkat konsumsinya sebesar 124 kg per kapita.Angka ini kembali digelembungkan karena data produksi tinggi, sehingga data konsumsinya pun harus ditingkatkan agar terlihat imbang. “Itu adalah kesalahan pemerintah. Karena kalau tidak ada perubahan kebijakan maka akan terus memiskinkan petani. Sehingga tidak akan bergerak nilai tukar petani itu,” cetusnya.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati menilai permasalahan beras disebabkan pemerintah absen dalam menyusun kebijakan yang pro terhadap kesejahteraan petani. Selain itu, Bulog juga memiliki kendala yang mengakibatkan tidak optimalnya dalam melakukan penyerapan gabah beras.
Lebih lanjut dia menegaskan, persoalan beras juga terjadi di tingkat petani yang mengeluhkan krisis kelembagaan sektor hulu, seperti Balai Penyuluhan yang tidak sesuai fungsinya. Misalnya, penggunaan alat mesin pertanian kerap tidak dapat dimanfaatkan petani, tapi malah dipinjamkan lembaga-lembaga pertanian di berbagai daerah untuk fungsi yang berbeda.
Komentari tentang post ini