Sementara itu, Menperin menegaskan, kerajinan anyaman merupakan salah satu kekayaan tradisi bangsa Indonesia dengan berbagai bentuk yang indah dan fungsi beragam. “Kerajinan anyaman memiliki potensi besar sebagai komoditas industri kreatif yang bernilai estetika dan ekonomi yang tinggi”.
Menurut Menperin, pameran ini sangat mendukung upaya pemerintah dalam menggalakkan industri kreatif yang pertumbuhannya semakin meningkat sekitar 7% per tahun. Produk kreatif yang dimaksud mencakup beberapa subsektor industri kreatif, antara lain produk periklanan, arsitektur, pasar barang seni, desain, permainan interaktif, video, film, fotografi, fesyen dan kerajinan, serta komputer dan piranti Lunak. “Khusus subsektor fesyen dan kerajinan serta Komputer dan Piranti Lunak, merupakansubsektor dominan dalam memberikan kontribusi ekonomi, baik dalam peningkatan nilai tambah, tenaga kerja, jumlah perusahaan, hingga ekspor,” tegas Menperin.
Nilai tambah yang dihasilkan subsektor Fesyen dan Kerajinan berturut-turut sebesar 44,3% dan 24,8% dari total kontribusi sektor industri kreatif, dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 54,3% dan 31,13%, dan jumlah usaha sebesar 51,7% dan 35,7%.Nilai ekspor dari kedua subsektor ini mencapai rata-rata US$ 13 miliar per tahun selama beberapa tahun terakhir ini. Dominasi kedua subsektor tersebut karena populasinya menyebar di seluruh wilayah Indonesia, didukung kekayaan budaya etnis di masing-masing daerah.
Komentari tentang post ini