JAKARTA-Bank Indonesia (BI) berharap defisit transaksi berjalan bisa mencapai 2,5%-2,7 % pada 2014 dari Produk Domestik Bruto (PDB). Setidaknya, jauh lebih rendah dibandingkan defisit pada semester I 2013 sebesar 4,4 % dari PDB atau 9,8 miliar dolar AS. “Defisit kita ini sudah tidak sehat. Pada 2014 bisa mencapai 2,5 % atau 2,7 % dari PDB. Kita harapkan ini bisa terjadi,” kata Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara di Jakarta, Kamis, (10/10).
Lebih jauh kata Mirza, surplusnya neraca perdagangan pada Agustus 2013 menunjukkan defisit transaksi berjalan akan bisa lebih berkurang dalam beberapa bulan ke depan. Sebelumnya BI memprediksikan pada kuartal ketiga ini defisit transaksi berjalan bisa berada di 3,4 % dari PDB. “BI sudah meng-address kurs yang sesuai fundamental ekonomi. Sekarang kurs sudah bisa menurunkan impor,” terangnya
Sejak 2011 hingga 2012, lanjut Mirza, pertumbuhan ekonomi Indonesia bergerak terlalu cepat, sedangkan di sisi lain industri di dalam negeri belum mampu mengoptimalkan produksi sehingga harus impor dan akhirnya menciptakan defisit transaksi berjalan.