Dari kucuran tersebut, perseroan berhasil mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp59,4 triliun, naik 8,8 persen (yoy) dibanding tahun sebelumnya.
Alhasil, aset perseroan pun terkerek naik 9,65 persen menjadi Rp1.318,2 triliun pada akhir tahun lalu
Seiring keinginan untuk tumbuh secara sehat dan berkelanjutan, Bank Mandiri juga berhasil memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan sehingga rasio kredit bermasalah (NPL gross) turun 42 bps menjadi 2,33 persen dibandingkan Desember tahun lalu.
Dampaknya, biaya CKPN pun ikut melandai sebesar minus 14,9 persen menjadi Rp12,1 triliun.
Menurut Royke, konsistensi untuk mengutamakan prinsip pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan dalam ekspansi serta inovasi layanan yang berkelanjutan melalui otomatisasi ataupun digitalisasi, menjadi kunci keberhasilan perseroan dalam melewati tahun 2019 yang diwarnai dengan persaingan ketat industri perbankan serta maraknya usaha pembiayaan berbasis digital.
“Perseroan menyadari tantangan industri perbankan tahun ini akan semakin kompleks, baik dari aspek likuiditas, keberadaan industri teknologi finansial serta ketidakpastian situasi ekonomi global. Untuk itu, kami akan terus mewaspadai perkembangan ekonomi terkini dan melakukan inisiatif strategis yang diperlukan berdasarkan pertimbangan efektifitas dan efisiensi,” ujar Royke.
Komentari tentang post ini