JAKARTA-Saat memulai transaksi perdana pada pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, harga saham PT Soho Global Health Tbk (SOHO) langsung bergerak menuju titik autorejection atas atau menguat sebesar 24,7 persen ke level Rp2.270 per saham.
Harga saham SOHO bernilai nominal Rp500 per lembar yang ditawarkan Rp1.820 per saham tersebut langsung melonjak ke posisi Rp2.270 hanya dengan volume transaksi tercatat sebanyak lima lot.
Sehingga pada awal Sesi I perdagangan Selasa (8/9), nilai transaksi emiten ke-42 yang sahamnya tercatat di BEI selama 2020 tersebut mencapai Rp1,14 juta.
Menurut Presiden Direktur dan Chief Executive Officer SOHO, Rogelio Paulino Jr La’ O (Cooey), pelaksanaan IPO merupakan langkah strategis bagi SOHO untuk memperkuat posisi pada sektor farmasi dan kesehatan di Indonesia.
Maka, kata dia, seluruh dana hasil IPO akan digunakan untuk memperkuat bisnis distribusi yang merupakan aset strategis serta penggerak segmen-segmen bisnis lain di dalam SOHO.
“Kami sangat senang telah berhasil menyelesaikan IPO perseroan. Kami berkomitmen untuk mengambil langkah proaktif untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan menghadirkan lebih banyak produk dan layanan bagi pasien dan pelanggan,” kata Cooey saat seremoni pencatatan perdana saham SOHO di BEI Jakarta, Selasa (8/9).
Pada pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO), perusahaan yang bergerak di bidang industri dan distribusi produk farmasi ini menunjuk PT Indo Premier Sekuritas (IndoPremier) sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Dengan pencatatan perdana saham ini, maka SOHO tercatat sebagai emiten ke-706 di BEI.
SOHO melepas saham ke publik sebanyak 114.380.700 lembar atau setara dengan 13,78 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Dengan harga penawaran senilai Rp1.820 per saham, maka melalui IPO ini SOHO berhasil menggalang dana melalui pasar modal sebesar Rp208,17 miliar.
Seluruh dana hasil IPO —-setelah dikurangi biaya-biaya Emisi—- akan digunakan oleh anak usaha SOHO, PT Parit Padang Global (PPG) sebagai modal kerja dalam bisnis distribusi, seperti pembelian persediaan barang dagang.
Komentari tentang post ini