JAKARTA-Harga minyak mentah dunia berakhir beragam pada penutupan perdagangan Jumat (22/9/2023) waktu setempat atau Sabtu pagi (23/9/2023) WIB.
Bervariasinya harga komoditas ini antara lain dipicu oleh aksi ambil untung.
Selain itu, Rusia mengumumkan pembatasan ekspor BBM dan solar ke negara-negara di luar empat negara eks Uni Soviet dengan tujuan menstabilkan pasar BBM domestik.
Perusahaan minyak Rusia Transneft telah menghentikan pengiriman solar ke terminal Baltik dan Laut Hitam di Primorsk Novorossiysk.
Para pelaku pasar juga mencemaskan pelemahan permintaan global seiring menyeruaknya kekhawatiran kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2023 j terangkat 40 sen, atau sekitar 0,5%, menjadi US$90,03 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November 2023 berakhir terjatuh 3 sen menjadi US$93,27 per barel di London ICE Futures Exchange.
Dalam sepekan terakhir, harga minyak WTI turun 0,03% dan Brent 0,3%.
Berdasarkan laporan yang dirilis Perusahaan jasa perminyakan Baker Hughes pada Jumat terungkap bahwa jumlah fasilitas pemboran minyak yang aktif di Amerika Serikat turun delapan menjadi 507 pekan ini, jumlah terendah sejak Februari 2022. (ANES)
Komentari tentang post ini