JAKARTA–PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) siap menggelar penawaran umum terbatas (PUT) II dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue pada Maret 2024.
Dalam aksi korporasi ini, WIKA melepas sebanyak 92,238 miliar saham Seri B bernominal Rp100 per unit.
Dari right issue tersebut, emiten badan usaha milik negara (BUMN) bidang jasa konstruksi itu berpeluang meraih dana Rp9,2 triliun.
Rencana penerbitan saham baru atau right issue telah mendapat restu dari pemegang saham Perseroan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS-LB) WIKA yang dilaksanakan pada 12 Januari 2024.
Adapun pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait right issue tersebut diperkirakan terbit pada 5 Maret 2024.
Dana hasil penerbitan saham baru atau right issue ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan untuk modal kerja dalam rangka penyelesaian Proyek Strategis Nasional dan Proyek Ibukota Negara serta sisanya akan digunakan untuk modal kerja proyek Perseroan dan/atau refinancing.
Direksi WIKA dalam prospektus tambahan rencana penawaran umum terbatas saham atau right issue yang diumumkan, Rabu (24/1/2024) menyebutkan, bagi pemegang saham Perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk memesan efek terlebih dahulu, maka pemegang saham tersebut akan terkena dilusi atas persentase kepemilikan saham Perseroan maksimum sebesar 91,14%.
Per September 2023, WIKA masih merugi Rp5,8 triliun per September 2023, membengkak 20.804% dari rugi Rp27,96 miliar pada periode sama 2022.
Kerugian tersebutantara lain disebabkan oleh beban lain-lain sebesar 658%, dari Rp595,95 miliar per September 2022, menjadi Rp4,5 triliun per September 2022.
Di samping beban lain-lain, kerugian emiten BUMN jasa konstruksi tersebut juga disebabkan oleh beban keuangan yang meningkat 192,29% menjadi Rp2,38 triliun per September 2023, dari Rp815,23 miliar per September 2022.
Komentari tentang post ini