JAKARTA-Direktur Utama (Dirut) PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basyir mengakui jika subsidi energi dalam bentuk subsidi tarif yang selama ini diberikan pemerintah untuk masyarakat pelanggan listrik 900 watt ke bawah salah sasaran. “Anda lihat, yang miskin 450 watt ini kan 23 juta orang, Rp21 triliun, ya kan. Yang mampu di sini 4 juta. Yang 900 watt yang rentan miskin 6 juta, yang mampu 32 juta kwh dipakai,” ungkap Sofyan kepada wartawan usai mengikuti Rapat Terbatas tentang Integrasi Penyaluran Subsidi Energi dengan Program Kartu Keluarga Sejahtera, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (13/1).
Sofyan membantah anggapan pemerintah mencabut subsidi. Tetapi langkah yang ditempuh pemerintah melakukan pembenahan terhadap mekanisme subsidi. Apalagi selama ini, subsidi justru jatuh ke orang yang sebenarnya tidak berhak memperoleh subsidi, namun tetap memperoleh subsidi. “Bukan pencabutan, sebetulnya tidak tepat, tidak berhak. Mereka tidak berhak menerima itu selama ini. Bayangkan, menurut TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan) orang miskin itu hanya 15,5% atau 19,7 juta jiwa. Kami membayar 27 juta Kepala Keluarga (KK). Padahal itu sudah lebih kan? Karena apa? Karena kami selama ini membayar 46 juta kepala keluarga. Kalau 46 juta kepala keluarga kan 190 juta jiwa. Apa benar 80% rakyat Indonesia harus disubsidi listriknya 187 juta orang, apa benar?” kata Sofyan dengan nada bertanya.
Komentari tentang post ini