JAKARTA – Diversifikasi tak hanya sekadar dijadikan langkah untuk membagi investasi di beberapa aset investasi.
Lebih dari itu, diversifikasi jadi salah satu alternatif strategi untuk mengoptimalkan potensi pertumbuhan investasi sekaligus mengelola risiko.
Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Dimas Ardinugraha, mengatakan, “Begitu banyak faktor dapat memengaruhi alternatif investasi pilihan investor, seperti suku bunga, siklus pasar, perkembangan geopolitik, sentimen pasar, kinerja emiten dan lain sebagainya. Masing-masing alternatif investasi pun memiliki tren kinerja yang berbeda-beda ketika dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.”
Profil risiko, tujuan keuangan dari investor, serta kondisi pasar terkini akan memengaruhi pilihan-pilihan alternatif investasi.
Diversifikasi dapat dikatakan sebagai proses membentuk portofolio investasi untuk bahu membahu menangkap peluang pertumbuhan sekaligus meredam potensi risiko berlebih dari fluktuasi.
Director & Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula, mengungkap fakta bahwa selama 15 tahun terakhir hingga akhir 2024 berdasarkan data dari Bloomberg, saham yang diwakili IHSG menjadi kelas aset dengan pertumbuhan tahunan tertinggi sebanyak 6 kali, dan menjadi yang terendah sebanyak 6 kali juga, dengan 5 kali mencatat pertumbuhan negatif atau rugi. Pertumbuhan kumulatif 15 tahun dari IHSG adalah 181%, atau 7,1% per tahun.