JAKARTA-Kondisi global yang berubah sangat cepat menuntut aparatur sipil negara (ASN) di Indonesia merubah mind-set, attitude dan cara kerja yang adaptif dan responsif terhadap dinamika perubahan dimaksud.
Misalnya dengan adanya model bisnis yang semakin beragam ditengah persaingan usaha yang sangat ketat, ASN dituntut tidak hanya memahami peraturan yang berlaku namun memiliki pemahaman atas konteks yang lebih luas dan cara merespon yang tepat.
Ranking Indonesia di ease of doing business mengalami kenaikan saat ini namun masih kalah cepat dibandingkan beberapa negara lain yang lebih responsif dan menerapkan kebijakan dan tindakan yang lebih cepat dan tepat.
Oleh karena itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengingatkan agar para pimpinan dan jajaran pegawai di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mampu menangkap aspirasi para pelaku usaha sehingga diharapkan iklim berusaha Indonesia menjadi semakin kondusif.
“Coba sekarang teman-teman di bea dan cukai pikirkan tentang penyederhaan regulasi. Saya juga akan menantang ini untuk Direktorat Jenderal Pajak. Saya ingin teman-teman di Direktorat Jendera Bea dan Cukai sekali-kali Anda untuk ganti sepatu (mencoba merasakan dan memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi para pengusaha di lapangan). (Pura-pura) Jadilah eksportir atau importir yang tidak punya koneksi” kata Menkeu di depan para pejabat DJBC pada acara rapat koordinasi (Rakor) DJBC dengan tema “Insan Cerdas dan Berintegritas” bertempat di Kantor Pusat DJBC, Jakarta, Senin (25/11).
Komentari tentang post ini