JAKARTA-Gara-gara rupiah mencapai Rp15.000/dolar, maka pemerintah harus merevisi pertumbuhan ekonomi dan sejumlah asumsi makro ekonomi. “Mau tak mau, target pertumbuhan ekonomi harus direvisi. Karena Rp15.000 sudah melewati ambang batas psikologis,” kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah kepada wartawan di Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Melemahnya rupiah, kata Fahri, berdampak kemana-mana termasuk penyusunan RAPBN. Semua gerak ekonomi juga akan terpengaruh.
Menurut Fahri, pengusaha akan menghitung ulang soal bisnis plannya. Apalagi kalau bahan bakunya impor, tentu akan mengurangi impor. Selain itu pengusaha akan minta pemotongan pajak. “Ya ini karena penyebabnya, cost of production naik. Tentu berat sekali pengusaha sekarang ini,” tambahnya.
Disisi lain, kata Alumni FEUI, pengusahan akan melakukan berbagai macam efisiensi guna menekan cost perusahaan. “Termasuk mencari cara menurunkan biaya upah buruh yang selama ini menjadi momok. Karena selama inikan buruh terus menerus meminta kenaikan UMR,” jelasnya.