MAKASSAR– Pemerintah terus berkomitmen meningkatkan tingkat literasi digital dan pemanfaatan teknologi informasi oleh pelaku usaha, khususnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
Hal ini disampaikan Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa Kemendag Riffan Ardianto Kementerian Perdagangan (Kemendag) saat menggelar acara Fasilitator Edukasi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) di Makassar, Sulawesi Selatan pada Selasa (13/6).
Ardianto mengatakan, program-program untuk mengembangkan fasilitator di bidang PMSE diperlukan untuk mendukung target penciptaan 30 juta onboarding UMKM di tahun 2023.
“Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan pelaku usaha sebagai media untuk mempromosikan potensi, keunikan, dan produk yang dihasilkan pelaku usaha di daerah. Penguasaan berbagai macam media penjualan melalui internet seperti situs web, surel, pesan instan, media sosial, dan lokapasar dan platform digital sangatlah diperlukan. Untuk itu, Kemendag memberikan pelatihan pembentukan fasilitator edukasi PMSE bagi UMKM di daerah. Hal ini menjadi salah satu upaya untuk dapat mengakselerasi digitalisasi UMKM di daerah dan memberikan manfaat berkelanjutan bagi UMKM,” kata Rifan.
Kegiatan fasilitator edukasi PMSE di Makassar kali ini berkolaborasi dengan Universitas Hasanuddin dan Shopee.
Calon tenaga fasilitator dibekali materi terkait dasar-dasar kewirausahaan, teknik penulisan digital, literasi keuangan, pemanfaatan search engine optimization (SEO), teknik pemasara digital, teknik foto produk, serta mekanisme ekspor secara konvensional dan daring.
Tenaga fasilitator juga didampingi dan dipandu secara langsung dalam mempelajari materi mengenai proses on boarding di aplikasi Shopee.
Saat acara berlangsung, disediakan meja konsultasi Perizinan Berusaha UMKM, informasi jaminan produk halal hasil kolaborasi Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) bersama UIN Makassar, dan Metrologi Legal dari Balai Standar Metrologi Legal (BSML) Makassar.
Meja konsultasi tersebut disiapkan bagi pelaku usaha, termasuk UMKM, untuk mendapat pemahaman terkait perizinan yang diperlukan dalam memulai usaha.
“Salah satu poin penting yang perlu mendapat perhatian khusus dalam mengembangkan niaga elektronik (e-commerce) adalah pembangunan SDM yang memiliki keahlian dan kemampuan di bidang teknologi informasi. Untuk membuat pelaku usaha perdagangan melek teknologi, dibutuhkan fasilitator andal yang mampu berbagi ilmu dan pengalaman bermanfaat kepada UMKM di sekitarnya,” ungkap Rifan.
Provinsi Sulawesi Selatan dipilih menjadi tempat kegiatan karena memiliki penetrasi internet yang cukup tinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Berdasarkan survei Internet Indonesia 2023 oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Sulawesi Selatan mencapai 76,3 persen total penduduk.
Persentase pengguna internet di Sulawesi Selatan bahkan mendekati rata-rata nasional yang sebesar 78,19 persen.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan sudah dapat memanfaatkan internet untuk kebutuhan sehari-hari.
Rifan menambahkan, pemerintah berharap kegiatan ini dapat membentuk tenaga fasilitator pendamping transformasi pemasaran digital bagi UMKM yang memiliki pengetahuan komprehensif.
Pengetahuan tersebut tidak hanya meliputi cara berdagang secara daring, tetapi juga mengenai cara mengembangkan produk, membangun citra positif produk, serta laku di pasar domestik maupun pasar internasional.
Kemendag berharap para fasilitator PMSE dapat membagikan ilmunya dan menghasilkan para pelaku usaha perdagangan daring baru yang berdaya saing.
“Dinas perdagangan atau pemerintah daerah dapat menjalin kerja sama dan memanfaatkan tenaga fasilitator edukasi niaga elektronik dalam program pengembangan dan pemberdayaan UMKM di wilayah masing-masing. Selanjutnya, dibutuhkan penguatan kerja sama dengan perguruan tinggi dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengembangkan dan memanfaatkan tenaga fasilitator edukasi niaga elektronik di daerah. Dalam hal ini, Kemendag akan berkolaborasi dengan Universitas Hasanuddin untuk mengembangkan UMKM di wilayah Indonesia Timur agar bisa go digital,” pungkas Rifan.
Komentari tentang post ini