Mereka membeli di Cina seharga 1 dolar AS/kg (Rp 9.600,-). Kalau sampai Pelabuhan di Indonesia sekitar 1,3 dolar AS.
“Jadi, seharusnya mereka menjual dengan harga Rp20 ribu/kg, mereka sudah mendapat untuk banyak,” tambahnya.
Romi-panggilan akrabnya, menilai kisruh soal bawang tak bisa dilepaskan dari strategi pemerintah soal kuota impor.
Dulu saat tidak diatur impor itu, tak masalah. Namun kini setelah diatur malah bermasalah.
Selain soal kuota impor, kata Sekjen PPP ini, alokasi dana subsidi pertanian sebagian besar terserap untuk padi ketimbang tanaman lainnya.
“Dana subsidi paling besar itu untuk tanaman pangan itu, yaitu padi,” tegasnya.
Dari catatannya, kata Romi lagi, anggaran pengembangan untuk tanaman holtikultura hanya sekitar Rp800 miliar.
“Anggaran holtilkultura ini paling rendah dibanding, dirjen tanaman lainnya, dari Rp17 triliun anggaran Kementerian Pertanian,” tambahnya.
Diungkapkannya, produksi bawang dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan, 1995 (125.000 ton), 1996 sekitar 106.000 ton, 1997 menjadi 102.000 ton, hingga 2012 tinggal 14.000 ton.
Komentari tentang post ini