“Seperti yang dilakukan oleh bank sentral India (RBI) yang tingkat suku bunganya mengalami penurunan terus, sejalan dengan upaya menumbuhkan ekonomi,” imbuhnya.
Luthfi memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 masih akan mencatat hasil positif di level 0,45 persen (baseline), sedangkan di Kuartal II-2020 diperkirakan minus 2,44 persen.
Sementara itu, tingkat inflasi pada tahun ini diproyeksikan 1,8 persen dengan tingkat downside risk sebesar 0,5 persen, tetapi tingkat konsumsi meningkat pada pembelian barang dan jasa secara online.
“Tingkat inflasi di 2020 yang akan berakhir sebesar 1,8 persen tersebut dengan catatan bahwa pemerintah tidak mengubah harga BBM (bahan bakar minyak) di tahun ini. Kalau pada September atau Agustus harga BBM mengalami penurunan Rp2.000 per liter, maka akan memberikan impact 0,8 persen terhadap inflasi. Jadi, inflasi di tahun ini akan sebesar 1 persen,” papar Luthfi.
Namun secara umum, kata Luthfi, perekonomian domestik di Kuartal II-2020 masih terindikasi cukup kuat untuk melaju positif hingga akhir tahun. Hal ini tercermin dari data penjualan kendaraan roda empat dan semen.
Komentari tentang post ini