JAKARTA – Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro, mengemukakan, ekonomi Indonesia diperkirakan tetap mencatatkan pertumbuhan yang sehat sekitar 5,06% pada tahun 2024.
Bahkan ekonomi Indonesia diperkirakan masih cukup resilien menghadapi gejolak global.
Menurut Andry, berakhirnya rangkaian tahapan Pilpres akan mendorong keyakinan pelaku ekonomi untuk melakukan ekspansi.
Selain itu, akan segera dimulainya tahapan Pilkada juga dapat memberikan dorongan terhadap pertumbuhan konsumsi.
“Proyeksi Bank Mandiri, ekonomi Indonesia masih akan mencatat pertumbuhan yang sehat pada 5,06% pada tahun 2024,” katanya dalam acara Mandiri Macro and Market Brief – Thriving Through Transition” dalam keterangan resmi, Rabu (15/5/2024).
Andry mengatakan, di tengah meningkatnya risiko geopolitik global yang terjadi, kinerja ekonomi Indonesia masih stabil.
Hal itu tercermin pada pertumbuhan ekonomi di triwulan I 2024 yang mencapai 5,11% atau lebih tinggi dibandingkan 5,04% di kuartal sebelumnya.
Diketahui, pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh akselerasi belanja Pemerintah terutama terkait Pemilu yang juga bersamaan dengan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR).
Andry mengemukakan, tingkat konsumsi rumah tangga masih tumbuh positif dan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi.
“Mandiri Spending Index selama triwulan 1 2024 meningkat ke level 206,7, lebih tinggi daripada level 199,1 di triwulan 4 2023,” katanya.
Secara umum belanja selama periode Ramadan – Idul Fitri 2024 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2023.
Kenaikan signifikan belanja pada tahun ini terjadi pada periode pemberian THR—2 minggu sebelum Idul Fitri—belanja tumbuh 7,1% dibandingkan dengan periode sebelum pemberian THR.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode pemberian THR tahun lalu yang sebesar 4,6%.
Namun demikian kenaikan belanja ini lebih banyak didorong oleh kenaikan belanja dari segmen menengah dan atas yang masing-masing tumbuh sekitar 9,2% dan 7,1% dibandingkan dengan periode sebelum Ramadan.
Memasuki periode pasca Idul Fitri belanja masyarakat memasuki periode normalisasi yang diperkirakan berlangsung hingga pertengahan Mei.
Meski demikian, belanja di sejumlah daerah masih menunjukkan kenaikan, seperti Bali dan Nusa Tenggara.
Berdasarkan kategori belanja, belanja Consumer goods melambat lebih dalam dibanding kelompok lain, terutama pada sub kelompok belanja kebutuhan sehari-hari (Supermarket) dan yang terkait fesyen.
Kemudian, perkembangan sektoral pada kuartal 1, 2024 menunjukan beberapa faktor menjadi pendorong pertumbuhan, yaitu Penyelenggaraan Pemilu 2024, tren mobilitas masyarakat yang masih tinggi dan harga-harga komoditas yang masih relatif tinggi.
Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib mencatatkan pertumbuhan tertinggi di tengah pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) yang bertepatan pada bulan Februari 2024.
Sektor ini tumbuh sebesar 18,9% yoy pada triwulan 1 2024, lebih tinggi daripada rata-rata pertumbuhan sektoral yang sebesar 7,13% yoy.
Sektor akomodasi dan restoran masih tumbuh tinggi sebesar 9,39%, hal yang sama terjadi di sektor pertambangan yang tumbuh 9,31%.
Komentari tentang post ini