Janu mengemukakan, ekspor ke pasar Paman Sam tersebut, masih cukup prospektif khususnya untuk produk berteknologi tinggi.
Janu pun mengaku optimistis, hingga akhir tahun 2019, industri elektronik dapat terus mengerek nilai ekspornya. Sebab, sejumlah perusahaan industri elektronika di Batam, seperti PT Satnusa Persada dan PT Pegatron Technology Indonesia, baru-baru ini mendapatkan kontrak baru untuk memasok produknya ke Amerika Serikat.
Selain itu didorong juga untuk memperluas ke pasar-pasar nontradisional.
“Peluangnya masih terbuka karena berkurangnya pasokan produk elektronika dari China ke Amerika Serikat. Bahkan, LG Electronics Indonesia, juga berencana untuk memasok AC portable ke Amerika Serikat dalam jumlah yang besar,” paparnya.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari-Agustus 2019, nilai ekspor mesin/peralatan listrik mencapai USD5,55 miliar. Sedangkan, nilai impor mesin/peralatan listrik mencapai USD12,60 miliar atau menurun sekitar 10,97% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Komentari tentang post ini