JAKARTA – Kinerja industri mainan anak di tanah air terus menunjukkan tren pertumbuhan yang positif di tengah dinamika ekonomi global.
Hal ini ditandai dengan catatan surplus neraca ekspor impor industri mainan anak nasional selama lima tahun terakhir
Dilihat dari peringkat negara berdasarkan kontribusi ekspor industri mainan anaknya ke dunia, Indonesia sebetulnya memiliki pangsa pasar ekspor industri mainan sebesar 0,48% atau menduduki peringkat ke-22 dari 195 negara.
Capaian ini menandakan potensi besar industri mainan anak nasional untuk tumbuh lebih kompetitif di pasar internasional sekaligus memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Sebagai sektor padat karya dan berorientasi ekspor, industri mainan anak nasional telah menyerap lebih dari 37 ribu tenaga kerja dengan jumlah total industri sebanyak 204 unit usaha pada tahun 2024.
Usaha ini terdiri atas 124 industri besar dan sedang, 80 industri kecil, serta 10 sentra IKM mainan anak.
“Sentra IKM mainan anak ini tersebar. Di Jawa Tengah terdapat 4 sentra, 1 sentra di Jawa Timur, dan 5 sentra di Jawa Barat,” ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita.
Pertumbuhan sentra IKM mainan anak nasional, sekaligus moncernya ekspor industri mainan anak nasional selama beberapa tahun terakhir tersebut, semakin memperkuat kinerja sektor industri manufaktur Indonesia secara keseluruhan.
Sektor manufaktur Indonesia menunjukkan kinerja baik dengan Manufacturing Value Added (MVA) pada tahun 2023 sebesar USD 255,96 miliar berdasarkan data World Bank dan United Nations Statistics.
Nilai tersebut menempatkan Indonesia dalam 12 besar negara manufaktur dunia, serta yang terbesar ke-5 di Asia, di bawah China, Jepang, India, dan Korea Selatan.
“Di Asean, nilai MVA Indonesia tentunya menjadi yang tertinggi, jauh melampui nilai MVA negara-negara ASEAN termasuk Thailand dan Vietnam,” kata Reni.
Sementara itu, data PDB triwulan I Tahun 2025 yang dirilis BPS menunjukkan sektor industri manufaktur berkontribusi 17,50% terhadap PDB.
Capaian ini naik dibanding periode sama tahun 2024 sebesar 17,47%, serta lebih tinggi dari sumbangsih sepanjang tahun 2024 yang berada di angka 17,16%.
Di samping itu, sektor manufaktur Indonesia juga tetap tercatat sebagai sektor utama penopang pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan kinerja ekspor nasional.
Di lihat dari segi penyumbang ekspor terbesar nasional, nilai ekspor sektor industri manufaktur pada tahun 2024 mencapai USD 196,5 miliar atau 74.25% dari total ekspor nasional.
Sedangkan pada triwulan I 2025, sektor industri manufaktur memeroleh surplus perdagangan sebesar USD 10,4 miliar, di mana nilai ekspor manufaktur tercatat sebesar USD 52,9 miliar atau 79,4% dari total ekspor nasional.