JAKARTA – Kinerja Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunjukkan hasil positif.
Ini terlihat dari ekspor nonmigas bulan Oktober 2014 menguat hingga mencapai USD 12,9 miliar.
Meski meningkat tipis di angka 1,8% dibanding bulan sebelumnya (MoM), pencapaian ekspor nonmigas mendorong total ekspor mencapai USD 15,4 miliar.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menegaskan pencapaian ini menentukan neraca perdagangan bulan Oktober sehingga mengalami surplus sebesar USD 23,2 juta.
Kementerian Perdagangan juga mulai mengurangi kebiasaan impor.
Penurunan impor mampu ditekan sebesar 1,4% (MoM) menjadi USD 15,3 miliar.
“Surplus tersebut mengurangi defisit neraca perdagangan di akhir tahun ini,” kata Rachmat Gobel, pada konferensi pers di Jakarta, Rabu (3/12), .
Kendati mengalami penguatan dan surplus, secara kumulatif, neraca perdagangan Januari-Oktober 2014 masih mengalami defisit USD 1,6 miliar.
Hal ini dipicu oleh defisit perdagangan migas sebesar USD 10,7 miliar dan surplus nonmigas USD 9,1 miliar.
Sementara itu, ekspor nonmigas bulan Oktober meningkat sebesar 1,8% MoM dan turun 0,9% YoY, sementara ekspor migas mencapai USD 2,5 miliar atau turun 5,8% MoM dan 9,4% YoY.
Lemak dan minyak hewan/nabati merupakan komoditas yang mengalami peningkatan tertinggi sebesar 29,7% MoM dan 36,9% YoY.
Hal ini dipicu oleh beberapa hal antara lain tarif BK CPO nol persen sejak Oktober 2014, serta peningkatan permintaan India dan Tiongkok.
Peningkatan permintaan dari Tiongkok karena mengurangi impor minyak rapeseed.
Ekspor ke emerging market meningkat signifikan di bulan Oktober 2014, yaitu Australia (36,2% MoM dan 10,8% YoY), Uni Emirat Arab (UEA) (30,1% MoM dan 57,5% YoY), Mesir (56,1% MoM dan 179,6% YoY), dan Arab Saudi (9,4% MoM dan 37,8% YoY).
Komentari tentang post ini