Sementara itu, J Kristiadi mengaku prihatin banyak tokoh partai tak memiliki paradigma dalam membangun negara. Jadi hal yang wajar, elektabilitas partai terus merosot, dan buruk di mata rakyat. “Saya setuju bahwa feodalisme itu akar mendasar apatisme, sinisme, dan rakyat kehilangan kepercayaan terhadap parpol. Karena itu harus dilawan,” tegasnya
Lebih memprihatinkan lagi lanjut Kristiadi, tokoh parpol tak kuat menghadapi godaan kekuasaan dan uang, sehingga menyimpang dari komitmen awal perjuangannya sebagai tokoh partai. “Yang lebih dahsyat lagi dengan otoritas politik yang besar itu, maka korupsi yang dilakukan secara besar-besaran, dan itulah yang memicu konflik besar pula bagi partai,” tambah Kristiadi.
Sedangkan menurut Irman, partai menjadi satu-satunya instrumen untuk mengawal republik ini, dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, dan tujuan-tujuan negara. “Lima belas tahun reformasi malah terjadi degradasi-kemudnuran parpol, dan menyuburkan korupsi. Ditambah lagi parpol tak menjalin hubungan ideologis, maka parpol bermasalah dan tentu tidak lagi memperjuangkan aspirasi rakyat,” tutur Irman.
Komentari tentang post ini