VATICAN CITY-Pemimpin Gereja Katolik Roma seluruh dunia, Paus Fransiskus menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya konflik, perpecahan, dan meluasnya “kultur kematian.”
Ia menggambarkan keadaan saat ini seperti “Perang Dunia Ketiga yang terjadi sedikit demi sedikit.”
Paus mengatakan hal itu dalam pidatonya di hadapan Korps Diplomatik yang terakreditasi, di Hall of Benedict, Vatikan, Senin (08/01/2024).
Hadir dalam acara itu antara lain para Duta Besar Negara ASEAN–Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina.
Kata Paus, adalah tanggung jawab individu dan negara untuk memupuk dan mengupayakan perdamaian.
Perdamaian menjadi tema pokok pidatonya tahun ini.
Perdamaian pada dasarnya adalah anugerah dari Tuhan.
Karena Dialah yang mewariskan kedamaian-Nya kepada semua umat manusia.
Dan karena, manusia punya kewajiban untuk memelihara dan memupuk perdamaian.
Kata Paus, setidaknya ada enam jalan untuk menciptakan dan memupuk perdamaian.
Pertama, menghormati kehidupan.
Kedua, menghormati hak-hak asasi manusia.
Ketiga, dialog harus menjiwai komunitas internasional.
Keempat, melalui dialog politik dan sosial. Sebab, dialog merupakan dasar bagi hidup berdampingan secara damai dalam komunitas politik moderen saat ini.
Kelima, jalan perdamaian juga harus melalui dialog antaragama. Yang pertama-tama perlunya perlindungan terhadap kebebasan beragama dan penghormatan terhadap kelompok minoritas.
Yang terakhir atau keenam, jalam menuju perdamaian melalui pendidikan, yang merupakan sarana utama untuk investasi masa depan dan generasi muda.
KULTUR KEMATIAN
Di bagian awal pidatonya, Paus menyinggung berbagai konflik di berbagai belahan dunia.
Perang Gaza dan di Ukraina mendapat sorotan panjang.
Komentari tentang post ini