JAKARTA – Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM menilai bahwa upaya mengoptimalkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) membutuhkan investasi mencapai USD15,9 miliar hingga tahun 2020.
Menurut Direktur EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, saat ini pemanfaat EBT hanya sebesar 0,3 persen dari total potensi energi yang tersedia.
“EBT kita saat ini baru dipakai 0,3 persen di antara 3,4 terawatt potensinya,” kata Eniya dalam siaran pers yang dikutip Kamis (26/9).
Dia mengatakan, sejauh ini potensi EBT yang besar seharusnya bisa dimanfaatkan secara optimal, seiring dengan upaya menjaga ketahanan energi nasional serta memenuhi target pencapaian bauran EBT.
“Potensi dan pemanfaatan EBT menjadi perhatian Pak Menteri ESDM (Bahlil Lahadalia) yang selalu menanyakan berapa banyak EBT kita,” ujarnya.
Eniya menyatakan, untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan EBT, maka perlu adanya investasi berkualitas yang nilainya mencapai USD15,9 miliar hingga 2030.
“Tentu saja saat ini kita memerlukan investasi USD15,9 miliar sampai tahun 2030. Ini yang masih banyak ketinggalan,” tutur Eniya.
Merespons kondisi tersebut, perusahaan pengembang EBT, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melalui anak usahanya, Star Energy Geothermal berkomitmen mendukung pemanfaatan EBT dengan meningkatkan kapasitas terpasang yang diumumkan pada acara International Geothermal Conference and Exhibition 2024 (IIGCE 2024) di Jakarta.