“Itu sejak beliau mencalonkan diri sebagai Bupati maupun Gubernur. Sekarang sudah tidak ada lagi isu SARA di pilkada Babel, karena calonnya beragama Islam,” imbuhnya.
Jika dianggap telah menistakan agama, ujar Suyanto mengaku sangat bertentangan dengan gambaran kehidupan sehari hari terdakwa.
“Semua orang di kampungnya tahu bagaimana Basuki dan keluarganya cukup berbaur dengan masyarakat. Selalu membantu orang susah dan terhadap kebutuhan ibadah orang Islam. Seperti memberi bantuan dalam pembangunan masjid, dan memberangkatkan Umroh para marbot masjid,” ujar Suyanto.
Selain bantuan membangun masjid dan memberangkatkan umroh para marbot, Basuki dan keluarganya setiap tahun selalu mengeluarkan zakat.
“Jadi jelas sangat bertentangan dengan keseharian Basuki Tjahaja Purnama dan keluarganya yang tidak hidup eksklusif dan selalu memberi bantuan kepada orang Islam yang jumlahnya 90 persen lebih di Bangka Belitung,” tuturnya.
Fajrun dan juga Suyanto sama-sama mengungkapkan bahwa Basuki selalu mengingatkan untuk melakukan ibadah sholat, meskipun dalam perjalanan.
Komentari tentang post ini