JAKARTA- Alokasi anggaran sewa gedung untuk kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sangat fantastis.
Berdasarkan data Center for Budget Analysis (CBA), anggaran sewa kantor ini terus membengkak hingga mencapai Rp 790 Miliar pada tahun 2020 ini.
“Besar biaya sewa kantor mewah atau lux ini tidak sebanding dengan kinerja OJK. Bahkan lembaga superbody di sector keuangan ini masa bodoh atau ogah-ogahan dalam mengawasi sector keuangan. Indikasnya, 7 Bank yang diambang pintu kebangkrutan,” jelas Direktur CBA, Uchok Sky Khadafi di Jakarta, Sabtu (27/6).
Menurutnya, pada tahun 2016, alokasi sewa kantor dianggarkan sebesar Rp 203.2 Miliar. Dan pada tahun 2017 sebesar Rp 188.9 Miliar, alokasinya sempat menurun.
Namun pada tahun 2018, angka naik menjadi Rp 207.7 Miliar. Bahkan, pada tahun 2019, biaya sewa kantor ini sebesar Rp 217.6 Miliar.
“Dan pada tahun 2020 sebesar Rp 790 Miliar. Jadi, sangat fantastis memang, anggaran mencapai ratusan miliar hanya buat sewa kantor OJK,” jelasnya.
Uchok mengaku heran dengan OJK yang tetap menyewa kantor. Padahal DPR sudah meminta OJK jangan lagi menyewa kantor.
Komentari tentang post ini