JAKARTA – Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan menggelar kegiatan Fashionlink.
Inilah ajang bertemunya para desainer Indonesia yang siap go international dengan para buyers domestik dan mancanegara untuk menjalin kerja sama bisnis.
“Kemendag berupaya menentukan strategi promosi efektif untuk dapat memenuhi permintaan dan menciptakan pasar baru, terutama ke pasar internasional,” ujar Direktur PEN , Kemendag, Sulistyawati, dalam jumpa pers pembukaan Fashionlink, di Jakarta, Senin (3/11).
Harapannya, lanjut Sulistyawati, para desainer Indonesia tidak lagi hanya mampu menciptakan koleksi desain yang unik dan berkualitas tinggi, namun dari sisi pemasaran, produk fesyen Indonesia akan mampu menyerap kebutuhan pasar lebih besar lagi.
Program Fashionlink yang sebelumnya dikenal dengan nama Buyers Room kembali hadir untuk ke-3 kalinya pada 3-7 November 2014, sebagai bagian dari rangkaian Jakarta Fashion Week (JFW) 2015 yang dilaksanakan sejak 1-7 November 2014 di Senayan City, Jakarta.
Melalui Fashionlink inilah, Kemendag yang bekerja sama dengan Femina Group, berharap dapat terus mendukung perluasan dan penguatan jejaring pemasaran dan bisnis fesyen, tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri.
Lebih jauh, Sulistyawati menjelaskan program ini pada akhirnya dapat menjadi suatu media agar fesyen Indonesia dapat masuk dan dipasarkan di ritel fesyen domestik dan internasional.
Buyers lokal yang terlibat antara lain Matahari Dept. Store, Metro Dept. Store, SOGO Dept. Store, Sarinah Thamrin, Pasaraya, Goods Dept, Galeries Lafayette, Lotte, MAP, dan lain-lain.
Sedangkan, buyers internasional yang terlibat antara lain berasal dari Inggris, Uni Emirat Arab, Prancis, Australia, Korea Selatan, Jepang, Singapura, dan Malaysia.
Fashionlink tahun ini menampilkan puluhan karya desainer lokal sebanyak 74 booth, yang menampilkan karya dari desainer Jenahara, Nurzahra, Ria Miranda, Yosafat, Albert Yanuar, La Spina, Toton, Major Minor, Tex Saverio, Patrick Owen dan lain-lain.