YOGYAKARTA-Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Ahmad Shidqi berharap agar partisipasi masayarakat dalam pemilu terus meningkat, bukan hanya secara bukan hanya secara kuantitatif yaitu kehadiran di Tempat Pemungutan Suara (TPS) tapi juga secara kualitatif.
Hal tersebut disampaikannya saat kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Bersama Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DIY bersama Kepolisian Daerah (Polda) DIY tentang peran ojek online (ojol) yang tergabung dalam komunitas Forum Ojol Yogyakarta Bergerak (FOYB).
Menururnya, pemilu sangat menentukan masa depan bangsa.
Karena itu, dia berharap mencoblos dengan hati nurani yang baik, rasa tanggung jawab, dan rasional berdasarkan pengetahuan yang benar tentang pemilu.
Masyarakat juga jelasnya tidak boleh terpengaruh hoaks dan ujaran kebencian.
Sehingga gunakan hak pilih dengan benar, bukan didorong oleh sentimen primordial (primordialisme) apalagi politik uang (money politics).
“Ingat, 5 menit di TPS menentukan nasib bangsa ini selama 5 tahun ke depan,” pesannya.
Sementara itu, Komisioner Bawaslu DIY Divisi Sumber Daya Manusia (SDM), Organisasi, Pendidikan, dan Pelatihan Agung Nugroho, berharap FOYB mampu meningkatkan kualitas pemilih sebab para pemimpin hasil pemilu 2024 akan mengeluarkan kebijakan publik yang berimbas kepada masyarakat, baik itu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), maupun Presiden.
Ditempat yang sama Koordinator Lapangan (Korlap) FOYB Sapto Paijomenjelaskan meskipun di dalamnya terdapat beragam aplikator yang menjadi mitra, anggotanya tetap menjaga persatuan dan kompak, mencegah perpecahan sosial, tidak mudah terprovokasi.
Dan senantiasa mengedepankan aksi damai saat menyuarakan aspirasinya.
FOYB berkomitmen menjaga netralitas dan integritas dalam rangka mendukung Pemilu 2024 yang damai.
“Setiap anggota memiliki hak individu untuk berpartisipasi dan terlibat dalam aktivitas politik sebagai warga negara yang bertanggung jawab, asalkan tidak mengatasnamakan komunitas ojol,” katanya.
Lebih dari itu, menurut Sapto, ojol adalah sumber informasi yang bisa diandalkan untuk memberikan laporan tentang situasi di lapangan yang berguna untuk membantu menjaga ketertiban dan kedamaian selama masa Pemilu.
Komentari tentang post ini