JAKARTA – Trend penggunaan politik uang (money politics) dalam Pemilu 2019 diperkirakan akan naik.
Kondisi ini dipicu oleh bertambahnya aktor politik karbitan yang maju sebagai calon legislatif (caleg) sehingga dipastikan persaingan akan semakin ketat.
Peneliti Senior Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengatakan dampak money politics di Pileg yang paling utama adalah rusaknya integritas atau martabat pemilu.
Sebab, politik uang telah membajak demokrasi hingga tak bisa lagi dipercaya sebagai pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat.
“Padahal Pemilu yang demokratis mestinya menempatkan kepercayaan sebagai kata kunci. Kepercayaan membuat seseorang mau memberikan mandatnya kepada orang lain untuk mewakilinya dalam menentukan kebjjakan di pemerintahan atau parlemen,” ujar Lucius di Jakarta, Senin (8/4).
Sebelumnya, Konsorsium Pemilu Bersih Bekasi (KPBB) telah mendeteksi wilayah-wilayah yang menjadi serangan politik uang di Kota Bekasi.
Dari hasil temuan dilapangan, Kecamatan Jatiasih, Kecamatan Rawalumbu, Kecamatan Mustika Jaya Kecamatan Bekasi Timur terdeteksi wilayah rawan money politik.