JAKARTA,BERITAMONETER.COM – Pelaku pasar perdagangan aset kripto dalam negeri menyatakan harga Bitcoin (BTC) yang sempat terkoreksi hingga di bawah 90.000 dolar Amerika Serikat (AS) merupakan bagian dari dinamika alami siklus kripto, dengan fundamental aset digital ini dinilai tetal kuat.
Vice President Indodax Antony Kusuma menyatakan pergerakan harga yang terjadi saat ini lebih banyak dipengaruhi faktor teknis dan sentimen global dalam jangka pendek.
“Fundamental aset digital tetap kuat, dan di situasi seperti ini penting bagi investor untuk mengambil keputusan secara tenang dan terukur,” ujar dia dalam keterangannya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu (19/11).
Sebelumnya pada Selasa (18/11), harga BTC sempat terkoreksi dan menyentuh level 89.000 dolar AS yang mencatat level terendah dalam tujuh bulan terakhir.
Penurunan ini terjadi di tengah kombinasi tekanan teknis, arus keluar dari ETF Bitcoin di AS, serta meningkatnya kekhawatiran pasar terkait rencana tarif baru Pemerintahan AS.
Selama empat hari berturut-turut, ETF Bitcoin di AS mencatat arus keluar dari total kepemilikan 441.000 BTC menjadi sekitar 271.000 BTC.
Puncaknya, terjadi redemption lebih dari 800 juta dolar AS dalam satu hari. Situasi ini menambah tekanan jual, terutama setelah harga Bitcoin gagal bertahan di atas area US$92.000 dan turun melewati batas psikologis 90.000 dolar AS.













