Bank Indonesia (BI) mengakui sentimen ekonomi global kembali menekan rupiah lebih dalam pada Senin ini, dibanding sepanjang pekan lalu. Bank Sentral melihat Senin ini, dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat terhadap seluruh mata uang dua, dan bukan hanya rupiah.
Pasalnya, BI menilai imbal hasil obligasi pemerintah AS, US treasury juga meningkat, yang memicu kembalinya modal asing ke instrumen keuangan di Negara Paman Sam itu. “Artinya, banyak pelaku pasar global mulai kembali antisipasi kemungkinan Fed Fund Rate itu akan naik lagi dalam waktu dekat. Tadinya ada kemungkinan tiga kali, tetapi juga kemungkinan lebih agresif hingga empat kali,” ucap Direktur Departemen Pengelolaan Moneter BI Rahmatullah, terkait kebijakan Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).
Pada Senin ini, di pasar antarbank, rupiah melemah 80 poin menjadi Rp13.943 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.863 per dolar AS.
Kurs Refrensi Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) yang diumumkan BI pada Senin ini juga menunjukkan pelemahan. Mengutip Jisdor BI, dolar diperdagangkan di Rp13.894 per dolar AS, pada Senin ini, melemah 90 poin dibanding Jumat (20/4) yang senilai Rp13.804. ***