“Program ini juga merupakan bagian penting dari strategi pemanfaatan infrastruktur BAKTI, termasuk penyediaan akses internet, penyediaan BTS di wilayah 3T, Palapa Ring, dan Satelit Republik Indonesia (SATRIA).”
Lebih lanjut Yulis menambahkan bahwa pelatihan ini tidak hanya berfokus pada literasi digital dasar, tetapi juga diarahkan untuk mendorong lahirnya wirausaha digital dan kreator digital yang sejalan dengan agenda transformasi digital nasional.
Harapannya dapat menghadirkan nilai tambah sosial dan ekonomi, terutama bagi kelompok prasejahtera.
Pihaknya, kata Yulis mengapresiasi DNIKS, para trainer, fasilitator inklusi, serta seluruh pihak yang membantu terselenggaranya kegiatan pelatihan TIK Prasejahtera Inklusif 2025.
“Kami berharap pelatihan ini menjadi momentum penting untuk saling bersilaturahmi, meningkatkan keterampilan, membuka peluang usaha, dan memperkuat kemandirian di era digital dengan prinsip inklusif dan keberlanjutan,” pungkasnya.***














