Oleh: Nadya Amara – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa FISIP Universitas Bung Karno (2025-2026)
Pada September 2025, saya bersama beberapa rekan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai universitas turut serta dalam aksi damai yang digelar di depan Gedung DPR RI.
Aksi ini merupakan bagian dari lanjutan gelombang demonstrasi mahasiswa dan masyarakat sipil sejak akhir Agustus, yang mengusung “17+8 Tuntutan Rakyat”, yakni 17 tuntutan jangka pendek dan 8 tuntutan jangka panjang yang ditujukan kepada pemerintah dan parlemen.
Gerakan ini menyoroti berbagai isu nasional, mulai dari keterlibatan militer dalam urusan sipil, transparansi anggaran negara, pendidikan yang mahal, hingga keadilan bagi korban pelanggaran HAM.
Yang menarik, gerakan ini tak hanya diwarnai orasi dari aktivis mahasiswa, tapi juga didukung oleh banyak influencer dan tokoh publik yang turut menyuarakan aspirasi rakyat di media sosial.
Media ramai membahas aksi “piknik” mahasiswa di depan gedung DPR, sebuah simbol bahwa kepedulian sosial bisa dikemas dengan damai, kreatif, dan tetap berdampak.
Pengalaman tersebut membuka mata saya bahwa BEM memiliki posisi yang lebih strategis dari sekadar penyelenggara seminar atau pelatihan internal.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
WA Channel
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.














