Sementara itu, Adi Prayitno menilai relevansi Sumpah Pemuda 1928 mengingatkan pada founding fathers, pendiri bangsa seperti Bung Karno, Bung Hatta, Hasyim Asy’ari, M. Natsir dan lain-lain yang bertekad Indonesia meredeka, bebas dari penjajahan.
Karena itu Adi berharap generasi milenial ini berpikir global, namun karakternya tetap Indonesia. “Kaum melenial harus peduli politik. Mengingat eksekutif, legislatif dan yudikatif melalui proses politik. Kalau tidak, maka akan kemana bangsa ini ke depan?” katanya mempertanyakan.
Adi merasa heran tokoh politik yang tanpil hanya itu-itu saja. Sehingga daftar caleg tetap (DCT) pun juga itu-itu saja. Kecuali di partai baru. “Caleg anak muda ditempatkan di nomor sepatu oleh partai. Padahal, mereka ini sebagai penentu masa depan bangsa ini. Jadi, generasi milenial harus aktif berpolitik,” pungkasnya. ***