Pada situasi tersebut, kata Heru, IRRA mendapatkan tambahan pendapatan secara signifikan untuk Tahun Buku 2022.
Saat ini, penurunan kasus Covid-19 juga dapat dilihat dengan tidak adanya lagi tambahan pendapatan dari kegiatan tersebut untuk kinerja keuangan di 2022.
Dia menjelaskan, sejauh ini kinerja pendapatan IRRA tetap mengalami pertumbuhan. Per 30 September 2022, pendapatan perseroan mencapai Rp554,6 miliar dan diproyeksikan pada tahun ini IRRA akan meraup pendapatan 24 persen lebih besar dari pendapatan di 2021.
Sedangkan laba sebelum pajak diperkirakan mencapai 7,9 persen dari proyeksi penjualan tahun berjalan di 2022.
“Sementara itu, jika dibandingkan dengan 2020, pendapatan mencapai Rp563,9 miliar, perolehan pendapatan di 2022 mengalami kenaikan sebesar 35 pereen,” kata Heru.
Pada tahun ini, lanjut dia, IRRA mendapatkan fasilitas pembiayaan bank, berupa perpanjangan sekaligus peningkatan fasilitas pembiayaan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dari Rp300 miliar (2021) menjadi Rp450 miliar.
Selain itu, fasilitas pembiayaan dari Bank UOB senilai Rp150 miliar berupa kredit modal kerja dan kredit investasi yang efektif per 1 Oktober 2022.
Secara riil, ujar Heru, kinerja keuangan IRRA di 2021 mengalami lonjakan signifikan, karena adanya kontribusi pendapatan dari keterlibatan membantu pemerintah mengatasi kondisi situasional dan genting akibat pandemi Covid-19.
Total pendapatan IRRA di 2021 mencapai Rp1,32 triliun, di antaranya berasal dari pendapatan normal sebesar Rp615 miliar, sedangkan laba bersih sebesar Rp112,38 miliar.
Sementara itu, kinerja keuangan di 2022 mengalami penurunan, karena pendapatan dari kegiatan membantu pemerintah mengatasi Covid-19 tidak ada lagi, sehingga pendapatan di 2022 diproyeksikan sebesar Rp763,6 miliar.
Dalam siaran pers IRRA menyebutkan, analis dari PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menilai bahwa emiten sektor kesehatan masih memiliki fundamental yang kuat, sehingga harga sahamnya masih berpeluang meningkat.
Herditya mengatakan, walaupun kondisi pandemi Covid-19 mulai melandai, pendapatan emiten-emiten di sektor kesehatan masih cukup bagus, seiring semakin tinggginya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
Menurut dia, potensi kenaikan harga saham sektor kesehatan masih bisa terjadi hingga awal 2023 dan indeks sektor kesehatan bisa meningkat ke kisaran 1.535-1.560.
Komentari tentang post ini