JAKARTA-PT Ginting Jaya Energi Tbk resmi mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyelenggarakan penawaran umum perdana saham atau initial public offering ( IPO) pada 31 Oktober 2019 dengan kode saham WOWS. Ginting Jaya Energi Tbk termasuk kategori saham syariah.
CEO Ginting Jaya Energi Tbk Jimmy Hidayat mengatakan akan melepas 750.000.000 lembar saham yang mewakili 30,29 % modal yang dikeluarkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana.
Selain mendapatkan dana segar untuk pengembangan usaha, Ginting Jaya Energi akan mendapatkan status perusahaan publik.
“Dari hasil bookbuilding di harga Rp 375 – Rp 450, terbentuk harga per lembar saham sebesar Rp 450, sehingga target peraihan dana IPO mencapai Rp 337,5 miliar,” jelasnya.
Ginting Jaya Energi Tbk telah menunjuk Jasa Utama Capital Sekuritas dan MNC Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Adapun 63,56% dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha dalam bentuk penambahan 7 rig work over dan well services (Wows) perseroan.
Pembelian aset tetap untuk mendukung operasional sebesar 16,74%, pelunasan sebagian utang leasing dengan perusahaan pembiayaan yang merupakan pihak ketiga sebanyak 13,06% dan untuk modal kerja sebesar 6,64% dengan rincian sebanyak 80% dari modal kerja.
“Pada 2019 kami menargetkan pendapatan senilai Rp185 miliar. Target ini meningkat sebesar 10,02% dibanding tahun 2018,” ujar Jimmy Hidayat.
Adapun laba bersih pada 2019 perseroan menargetkan perolehan Rp31 miliar. “Ini berdasarkan pada nilai kontrak yang kami dapatkan tahun ini,” tambahnya.
Pada April 2019, Ginting Jaya Energi Tbk mendapatkan kontrak senilai Rp390 miliar untuk layanan workover dan well service (wows) yang dengan masa kontrak selama 2 tahun.
“Karena kontraknya 2 tahun, jadi tahun ini kami dapat separuh dari total nilai kontrak senilai Rp390 miliar,” jelasnya.
Ditambahkan Jimmy, pendapatan perusahaan tahun 2020 pasca IPO diproyeksikan akan naik 1,5 kali lipat dengan laba bersih tumbuh hingga 250 persen.
Komentari tentang post ini