Dan batik Pakualaman memiliki kekhususan yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah. Sekalipun termasuk dalam tradisi batik gagrag (model) Yogyakarta, Batik Pakualaman menjadi khas karena pernah bersentuhan dengan gagrag Surakarta.
Sejak 2011, Batik Pakualaman mendapat pengayaan karena motif-motif baru yang bersumber dari naskah-naskah kuno koleksi Perpustakaan Widyapustaka Kadipaten Pakualaman.
Dalam launching buku tersebut, ditampilkan tarian Tyas Muncar (hati yang cerah memancar) yang diciptakan oleh KGPAA Paku Alam X. Tarian ini akhirnya menjadi nama dari Rumah Batik Tyas Muncar di Pakualaman.
Rumah Batik Tyas Muncar dimaksudkan menjelaskan pancaran hati remaja puteri saat proses membatik
Menurut GKBRAA Paku Alam, buku ini sudah lama menjadi angan-angannya.
Hanya saja, buku ini terhambat beberapa kendala termasuk karena pandemi Covid. Sehingga dalam komunikasi di antara ketiga penulis dan juga tim pendukung agak sulit.
Belum lagi, dijelaskan lebih lanjut, buku ini didukung oleh tim kerja yang terdiri dari tim batik dan tim naskah.
Komentari tentang post ini