JAKARTA-Perusahaan jasa audit, Grant Thornton Indonesia memperkirakan, dampak dari kebijakan The Fed terkait tapering-off tahun ini tidak akan seberat efek yang ditimbulkan saat penerapan taper tantrum di 2013.
“Secara keseluruhan, dampak tapering-off The Fed diprediksi tidak akan seberat 2013. Pertama, The Fed sudah sangat transparan dalam hal komunikasi, khususnya prospek ekononomi seperti tingkat inflasi dan angka pengangguran,” kata CEO/Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani di Jakarta, Jumat (24/9).
Bahkan, lanjut dia, The Fed juga sudah transparan dalam menginformasikan rencana tapering-off pada tahun ini.
“Tidak dapat dipungkiri dampak tapering-off pada 2013 berimbas cukup kuat terhadap perekonomian Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah tingginya arus dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia dari kebijakan quantitative easing (QE), setelah krisis keuangan 2008 dan current account deficit di 2013 mencapai lebih dari 3 persen,” paparnya.
Johanna menyebutkan, dampak paling terasa dari taper tantrum 2013, yaitu merosotnya nilai tukar rupiah hingga ke puncak pelemahan pada September 2015.
Komentari tentang post ini