Arifin menyoroti dukungan finansial dari ADB memberikan dampak positif bagi negara-negara Asia Tenggara di tengah tantangan pemulihan ekonomi berbasis lingkungan hijau (green recovery) pascapandemi Covid19.
“ASEAN sebagai episentrum ekonomi global Pertumbuhan harus lebih berkontribusi dalam mewujudkan visi pascapandemi,” tambahnya.
Apalagi berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA) Sustainable Recovery, pandemi Covid19 telah mengakibatkan investasi energi turun hampir 20% year-on-year pada tahun 2020, atau setara dengan USD400 miliar.
“Ini disebabkan oleh kekacauan permintaan dan pasokan energi di seluruh dunia daerah,” ungkap Arifin.
Krisis akibat pandemi, sambung Arifin, diharapkan menjadi peluang emas untuk mengatur ulang komposisi energi demi mempercepat pangsa pasokan energi yang lebih hijau sesuai APAEC (ASEAN Plan of Actions for Energy Cooperation).
Dokumen ini bertujuan untuk mempercepat transisi energi, memperkuat ketahanan energi dengan meningkatkan inovasi dan kerjasama serta meningkatkan target EBT dan intensitas energi.
Komentari tentang post ini