JAKARTA-Gubernur Bank Indonesia (BI) harus diisi dengan figur yang memiliki keberpihakan terhadap suku bunga rendah. Selama ini, suku bunga di Indonesia sangat tinggi sehingga menyulitkan masyarakat mengembangkan usahanya.
“Kompetensi Gubernur BI yang baru harus setara dengan pendahulunya. Artinya, gubernur BI yang barus harus menguasai makro dan moneter. Saat ini, tugas BI relatif mudah karena pengawasan perbankan berpindah ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sehingga tugasnya terfokus pada pengawasan moneter, inflasi dan suku bunga,” ujar pengamat perbankan, Achmad Iskandar di Jakarta, Jumat (22/2).
Menurut dia, BI harus bekerja dengan agar mengupayakan suku bunga rendah sehingga menstimulasi kegiatan perekonomian di Indonesia.
Saat ini kata dia, rasio biaya operasional perbankan di Indonesia masih terlalu tinggi .
Kondisi tersebut menyebabkan tingginya biaya yang mesti diambil perbankan dari nasabah melalui mekanisme kredit dan layanan perbankan lainnya.
“Tingginya biaya operasional yang dibebankan perbankan terhadap nasabah, hanya salah satu dari beberapa komponen yang menyebabkan suku bunga kredit di Indonesia cukup tinggi di bandingkan dengan negara di kawasan ASEAN. Yaitu, cost of fund, margin, dan premi risiko. Karena itu, harus diturunkan sama seperti di negara-negara tetangga,” tegas dia.
Komentari tentang post ini