“Saya juga berharap agar Muslimat terus bisa menjadi organisasi wadah perempuan NU agar bisa mandiri dan berprestasi dalam keluarga, di samping juga menjadi ruang perempuan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perempuan yang tidak hanya dibatasi oleh stigma urusan kasur, dapur, dan sumur,” ujar Gus Hilmy.
Lebih lanjut, Gus Hilmy menekankan bahwa era hari ini adalah sinergi dan kolaborasi dengan musyawarah sebagai landasannya. Menurutnya, penting bagi Muslimat untuk menerapkan prinsip tersebut, baik internal maupun eksternal.
“Jadikan musyawarah sebagai landasan untuk seluruh program yang akan dijalankan sehingga mendapatkan dukungan dan kebersamaan penuh dari seluruh pengurus. Di samping sinergi internal Muslimat NU, perlu juga dilakukan kolaborasi dengan berbagai banom NU lain, seperti Ansor, Fatayat, IPNU-IPPNU, juga organisasi-organisasi sepaham, dan tentu saja pemerintahan,” papar Gus Hilmy.
PBNU sendiri, menurut Gus Hilmy sudah mendorong partisipasi perempuan di tingkat yang lebih luas.