HANJABA 2014, Upaya Penumbuhan Minat dan Budaya Membaca

Sunday 2 Nov 2014, 8 : 33 pm
by
Ilustrasi

Bahkan ke depannya jika memungkinkan buka 24 jam dengan menyediakan petugas piket. Hal ini penting karena perpustakaan selama ini buka pagi dan tutup jam 16.00 sore.

Sehingga banyak masyarakat  yang bekerja dan tak sempat ke perpustakaan meminjam buku pada pagi dan sore hari bisa datang di malam hari.

Di sini kita perlu merubah image perpustakaan menjadi tempat meeting poing (titik kumpul) orang-orang dalam suasana santai saat kapan pun, baik pagi, siang maupun malam.

Sehingga wajah perpustakaan pun harus dilengkapi dengan menyediakan pojok kafe, kuliner, dan musik room.

Tentu  utamanya adalah dimanfaatkan masyarakat umum, para peneliti, para pencari inspirasi lewat buku, para pencari tempat santai alternatif, termasuk para mahasiswa yang sedang menghadapi tugas, untuk membaca dan mencari referensi di perpustakaan pada malam hari.

Baca juga :  Perbandingan Harga BBM di Tiga Presiden

Jika gedung-gedung perpustakaan bisa disulap dengan aneka aktifitas seperti itu termasuk di malam hari, maka itulah langkah menjadikan perpustakaan sebagai salah satu “meeting point” sekaligus pusat kebudayaan yang geliat kehidupan dan kemanfaatannya terasa sepanjang hari.

Keempat, mendirikan dan memperbanyak sudut-sudut baca yang menyediakan buku-buku dan aneka bacaan untuk dibaca masyarakat umum sambil menunggu waktu di terminal-terminal, bandara-bandara, mal-mal, shelter-shelter busway dan sebagainya.

Sebenarnya untuk saat ini dari segi animo masyarakat Jakarta untuk membaca buku, saya lihat cukup memberikan harapan.

Meski harus terus digenjot ke titik yang lebih menggembirakan lagi. Animo masyarakat itu bisa terlihat lewat diantara:

Pertama, terus eksis dan tumbuhnya TBM-TBM yang tersebar di pelosok-pelosok kampung di Jakarta dalam melayani masyarakat dan anak-anak di tingkat akar rumput pada akses terhadap bahan bacaan. TBM-TBM yang ada itu tak sekedar menjadi tempat membaca dan meminjam buku. Tapi juga menjadi tempat masyarakat dan anak-anak bermain, berlatih keterampilan tertentu, dan mengasah nilai-nilai persahabatan. Bahkan tak jarang menjadi tempat pertama bagi anak batita di daerah itu mengenal aksara yang mungkin tak sempat diajari orangtuanya.

Baca juga :  Revisi UU BI, Jalan Menuju Kehancuran Ekonomi

Para pendiri dan pengelola TBM-TBM itulah sesungguh diantara para pejuang literasi yang berada di fron terdepan.

Mereka berjuang sekuat tenaga dengan segala keterbatasannya, untuk tetap menjaga atmosfir agar minat masyarakat dan anak-anak terhadap buku bisa ditumbuhkan dan tingkatkan. TBM-TBM melakukan itu di tengah serbuan ganas budaya hedon yang terus berusaha mentorpedo minat masyarakat dan anak-anak pada buku.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari BeritaMoneter.com. Mari bergabung di Channel Telegram "BeritaMoneter.com", caranya klik link https://t.me/beritamoneter, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca juga berita kami di:

gatti

Adalah jurnalis senior yang memiliki spesialisasi dalam membuat analisis ekonomi dan politik.

Komentar


HI THERE!

Eu qui dicat praesent iracundia, fierent partiendo referrentur ne est, ius ea falli dolor copiosae. Usu atqui veniam ea, his oportere facilisis suscipiantur ei. Qui in meliore conceptam, nam esse option eu. Oratio voluptatibus ex vel.

Wawancara

BANNER

Berita Populer

Don't Miss

IPO

75% Dana IPO ALII Dipakai Bayar Utang Anak Usaha

JAKARTA– PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) berencana menggunakan sebagian

Hanura Sodorkan Wiranto Jadi Cawapres Jokowi

Hanura sendiri, sambung Ketua DPD RI, sudah mendeklarasikan mengusung kembali