Di sisi lain, Puan mendorong agar seleksi pengangkatan guru PPPK memprioritaskan guru-guru honorer yang telah mengabdi bertahun-tahun sebagai tenaga pendidik.
Puan menyebut, jasa dan pengabdian guru-guru senior yang hingga saat ini belum diangkat menjadi ASN seharusnya turut dipertimbangkan.
“Kami di DPR juga akan terus berupaya mengawasi proses seleksi PPPK 2023 ini bagi para guru honorer. Oleh karena itu, kami meminta Pemerintah melakukan penyerapan tepat dengan memprioritaskan mengangkat guru honorer yang sudah lama mengabdi,” papar Puan.
Lebih lanjut, Puan menilai pengangkatan guru honorer menjadi PPPK bukan sekadar dapat menyelesaikan persoalan kesejahteraan guru semata.
Pengangkatan guru honorer menjadi PPPK disebut dapat meningkatkan profesionalitas guru di dalam satuan pendidikan.
“Kesejahteraan dan profesionalisme merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Karena kalau guru sejahtera, mereka akan semangat dan gembira saat bekerja. Tentu dampaknya akan menjadi lebih baik,” terangnya.
Selain soal pengangakatan guru PPPK, cucu Bung Karno ini juga menyoroti perlunya peningkatan fasilitias sarana dan prasarana di sekolah demi menunjang pendidikan.
Sebab, menurut Puan, masih banyak sekolah di daerah-daerah dengan sarana dan prasarana pendidikan yang kurang baik, khususnya yang terletak di pelosok negeri.
“Masalah tenaga pendidikan tidak akan lepas dari sarana dan prasarana. Masih ada di daerah pelosok negeri yang ruang belajar, perpustakaan dan alat-alat penunjang pendidikannya jauh di bawah standar. Ini yang juga harus jadi perhatian Pemerintah,” kata Puan.
Sementara untuk anak-anak Indonesia, Puan mengingatkan pentingnya pendidikan tinggi demi menunjang masa depan yang layak.
Komentari tentang post ini