JAKARTA-Ramainya pemberitaan terkait saham gorengan membuat bingung para investor retail yang mencari selisih keuntungan dari naik turunnya harga saham.
Pengamat Pasar Modal Aria Santoso menuturkan, tidak semua saham second liner masuk dalam kategori saham gorengan.
“Saham lapis kedua masih banyak yang layak dikoleksi. Naik turunnya tidak selalu karena praktik goreng menggoreng, bisa juga karena dampak keberhasilan strategi dari emiten yang mempunyai produk dengan harga yang tidak terlalu tinggi dan ini sesuai dengan kebutuhan rill di market. Mereka maintain informasi sehingga hal tersebut diketahui investor,” ujarnya pada media, Selasa (14/1).
Aria menambahkan, berbagai kinerja positif perusahaan menjadi faktor pendorong meroketnya harga saham.
Agar investor tidak mengalami kerugian dalam membeli suatu saham, ia menyarankan agar sebelum membeli sebaiknya melihat kinerja perusahaan, apakah mampu menghasilkan earning yang positif.
“Dilihat juga growth story emiten tersebut apakah mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir, jika ya berarti perusahaan tersebut memiliki potensi pertumbuhan yang bagus,” jelasnya.
Komentari tentang post ini