JAKARTA – PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), perusahaan manufaktur perhiasan emas dan emas batangan terintegrasi, berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 85,84% menjadi Rp12,86 triliun sepanjang tahun 2023, dibandingkan sebesar Rp6,92 triliun di tahun 2022.
Menurut Sandra Sunanto, Direktur Utama HRTA, dari pendapatan tersebut, Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp305,80 miliar pada 2023.
Angka ini meningkat 20,62% dari Rp253,52 miliar di tahun 2022.
Pertumbuhan pendapatan ditopang oleh peningkatan volume penjualan dalam emas serta kenaikan dari harga jual rata-rata.
“Tahun 2023 adalah tahun yang luar biasa bagi perusahaan kami. Performa gemilang kami merupakan hasil dari komitmen kami terhadap inovasi tanpa henti. Dengan inovasi, kolaborasi serta ekspansi stategis, kami percaya dapat mempertahankan kinerja perusahaan dan bahkan akan terus bertumbuh untuk menjadi yang terdepan di industri emas Indonesia,” tutur Sandra dalam acara Public Expose yang diadakan setelah penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu (24/4/2024).
Sandra menegaskan, prestasi ini adalah hasil dari berbagai strategi dan inovasi manajemen.
Peluncuran brand perhiasan Ardore dan brand emas batangan EMASKU, bersamaan dengan operasional Pabrik Pemurnian Emas oleh PT Emas Murni Abadi, telah memenuhi kebutuhan pasar dengan varian mulai dari 125 gram hingga 1 kilogram.
HRTA juga berhasil mengembangkan bisnisnya melalui ekspor perhiasan emas ke India dan Uni Emirat Arab sejak Maret 2023.
Selain itu, HRTA meluncurkan aplikasi EmasKITA untuk meningkatkan pengalaman pelanggan.
Kerjasama dengan JNE dan blu by BCA Digital memperkuat ekosistem aplikasi EmasKITA.
Jaringan pemasaran HRTA juga diperluas dengan pembukaan 85 gerai pada tahun 2023.
Pangsa pasar HRTA terus meningkat, terutama di segmen Emas Batangan, dengan pangsa pasar emas murni naik dari 15,58% di 2022 menjadi 18,52% di 2023, dan emas batangan dari 15,64% di 2022 menjadi 28,51% di 2023.
Komentari tentang post ini