“Dan ini sangat berbahaya, buktinya muncul berita Mas Bobby mau menjadi calon gubernur, Sekretaris Ibu Iriana mau jadi walkot Bogor, akibat dari dampak kotak pandora pertama yang menguntungkan dewa-dewanya, bukan rakyatnya,” ujarnya lagi.
Kotak pandora kedua, menurut Hasto, sikap kenegarawanan hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman telah direduksi menjadi sikap kekeluargaan.
“Jadi, ketika menyangkut karakter satu-satunya boleh dicek di dalam syarat pejabat tinggi negara yang memasukan sikap kenegarawanan itu hanya hakim MK,” katanya.
Menurut Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini, reduksi-reduksi tersebut berdampak pada matinya peran MK sebagai penjaga demokrasi.
Padahal, Hasto mengatakan, MK dinilai sebagai benteng terakhir sebagai penjaga demokrasi dan konstitusi.
“Di mana lagi kita kita punya benteng konstitusi, benteng demokrasi ketika oleh Anwar Usman ini dibuka sehingga akhirnya sikap kenegarawanan jadi sikap kekeluargaan ini nyata-nyata bertentangan dengan konstitusi,” ujarnya.
Komentari tentang post ini