“Ini juga bisa dibaca sebagai tantangan Jokowi kepada para pengkritik untuk lebih vokal,” tambahnya.
Hensa menegaskan, kritik-kritik tersebut muncul karena Jokowi kini berstatus sebagai masyarakat sipil, bukan lagi pejabat negara.
“Meski mantan presiden, Jokowi kini warga biasa. Kritiknya adalah cerminan pandangan warga negara yang prihatin dengan kondisi politik, meskipun disampaikan dengan cara yang halus sehingga banyak yang tak menyadarinya,” ujar Hensa.
Menurut Hensa, cara Jokowi menyampaikan kritik ini menunjukkan kecerdasan politiknya.
“Ia mengemas kritik dalam narasi yang terkesan netral dan penuh canda, tetapi sebenarnya mengandung pesan kuat, canggih memang Jokowi,” pungkas Hensa.