JAKARTA-Indonesia memiliki beragam energi alternatif sebagai sumber energi.
Energi berbasis fosil digadang-gadang ke depan tidak lagi menjadi sumber energi utama setelah banyaknya sumber-sumber energi alternatif berbasis energi baru terbarukan yang ramah lingkungan serta terbukti lebih murah dan efesien sebagai bahan bakar.
Sejumlah keuntungan menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan.
Pertama, hidrogen adalah sumber energi yang bersih dan tidak menghasilkan emisi saat digunakan, yang membuatnya menjadi pilihan yang baik untuk mengurangi polusi udara.
Kedua, hidrogen adalah sumber energi yang berlimpah.
Ini dapat diproduksi dari berbagai sumber, termasuk air, biomassa, dan gas alam.
Ketiga, hidrogen dapat disimpan dengan mudah.
Ini dapat disimpan dalam bentuk gas cair atau terkompresi, yang membuatnya mudah diangkut dan digunakan.
Pemanfaatan hidrogen di Indonesia menjadi keniscayaan setelah diresmikannya Pilot Project Hydrogen Refueling Station (HRS) Senayan.
Memanfaatkan hidrogen terbukti lebih hemat dibandingkan menggunakan sumber energi berbasis fosil.
“Perbandingan harga penggunaan BBM dengan hidrogen, 1 km menggunakan BBM biayanya adalah Rp1.300. Kalau kita menggunakan EV home charging biayanya sekitar Rp350-400 per 1 km, kalau menggunakan ultra fast charging Rp 550 per km. Jika kita menggunakan hydrogen biayanya hanya sekitar Rp276 per km,” Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo saat meresmikan Pilot Project Hydrogen Refueling Station (HRS) dan Green Hydrogen Plant (GHP) PLTP Kamojang pagi ini, Rabu (21/2).
Kelebihan selanjutnya, kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi melalui impor sehingga dapat menggerus devisa negara.
Sedangkan hidrogen, seratus persen menggunakan produk dalam negeri dan ramah lingkungan.
“Menggunakan 1 liter BBM emisi yang dikeluarkan sebesar 2,4 kg jadi untuk 1 km sekitar 240 gram. Kalau ini emisinya sudah nol karena menggunakan green hydrogen. Untuk itu, produksi hidrogen sebesar 128 ton per tahun bisa menyediakan energi untuk 438 mobil dengan pengurangan bbm 1,59 juta liter per tahun dan penurunan emisi 4,5 juta kg per tahun,” jelas Darmawan.
Komentari tentang post ini