Diakui Najib-sapaan akrabnya, bantalan sosial berupa BLT hanya obat sesaat yang belum tentu efektif menekan inflasi. Hal ini mengingat data penerima yang sampai hari ini belum dilakukan perbaikan ke akuratannya.
Disisi lain, Najib menyoroti skema atau alur distribusi pangan yang masih menyisakan berbagai persoalan. Artinya, pemerintah memiliki pekerjaan rumah yang cukup rumit terhadap rantai pasokan (supply chain) berbagai kebutuhan masyarakat termasuk pangan dan energi. “Padahal pangan dan energi jika merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi penyumbang inflasi,” imbuhnya.
Terkait naiknya tarif angkutan umum, Najib menekankan agar pemerintah mengawasi secara ketat penggunaan bahan bakar solar sebagai bahan bakar utama yang digunakan angkutan umum. “Harga solar yang memiliki selisih lebih rendah dibanding negara lain jangan kemudian menjadi celah penyelewengan oknum,” paparnya.
Najib mengaku setuju jika angkutan umum diberikan insentif pasca kenaikan bbm subsidi ini. Insentif perlu diberikan agar mereka tidak terdampak serius. “Transportasi (angkutan umum) perlu diberikan insentif karena salah satu sektor yang terpukul paling keras, yang terpenting ketersediaan bbm harus terjamin karena laporan dari beberapa daerah seringkali terjadi kelangkaan,” pungkasnya.
Komentari tentang post ini